Sekda Harap PGD Jadi Ajang Merawat Keberagaman

teks foto
HADIRI PGD : Sekda Ketapang, Alexander Wilyo, menghadiri PGD XXXVII Kalbar di Pontianak, Sabtu (20/5).

KETAPANG, MENITNEWS.id – Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, menghadiri pembukaan Pekan Gawai Dayak (PGD) XXXVII Provinsi Kalimantan Barat, Sabtu (20/5). Alex yang juga bergelar Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik bergelae Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua berharap agar PGD ini bisa menjadi ajang untuk merawat keberagaman.

Alex sangat apresiasi kepada panitia dan masyarakat adat Dayak se-Kalbar yang masih rutin melaksanakan pekan gawai ini. Diakuinya kalau Kalbar sendiri terdiri dari berbagai etnis dan ragam budaya. Keragaman budaya tersebut merupakan salah satu khasanah Kalimantan Barat.

Untuk itu, dia menilai kalau keragaman budaya itu harus tetap dikembangkan, harus tetap dilestarikan agar tidak tercerabut dari akar budaya. “Kami berharap agar keberagaman budaya itu harus selalu dipelihara dan dijaga sebagai modal untuk membangun generasi muda yang berkualitas dan kompetitif. Kami juga berharap agar PGD XXXVII ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara memelihara toleransi dan kerukunan masyarakat di Kalimantan Barat,” harapnya.

Selain itu, dia juga berharap melalui event PGD ini diharapkan juga agar dapat mengimplementasikan nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong sehingga mampu mempersatukan berbagai lapisan masyarakat melalui khasanah budaya yang sudah ada di Kalimantan Barat.

“Semoga pula masyarakat Kalbar dapat mengetahui kesenian dan kebudayaan Dayak yang ditampilkan di PGD XXXVII. Marilah kita jadikan PGD XXXVII sebagai peristiwa penting, sekaligus momentum yang sangat berharga bagi kita untuk melestarikan seni budaya, khususnya budaya Dayak yang ada di Kalbar ini,” katanya.

Ketua Panitia PGD XXXVII Kalbar, Yohanes Supriadi, mengatakan saat ini terjadi degradasi budaya. Ini perlu kembalikan ke asalnya, perlu dikembalikan semangatnya. “Dalam rangka itu, pada PGD XXXVII ini digelar berbagai even seni dan budaya Dayak,” ujar Yohanes.

Di Kalbar, kata Yohanes, ada banyak subetnis dan ratusan bahasa. Keberagaman ini seharusnya menjadi kekayaan. “Pada PGD XXXVII ini, panitia hanya bisa mengadakan empat objek budaya nasional dari 10 objek yang ada. Keempat objek budaya itu, yakni ritus (nyangahatn), seni, permainan rakyat dan olah raga tradisional,” ungkapnya.

PGD XXXVII ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, dan dihadiri sejumlah tamu undangan. (*)

Berita Terkait